With the rugged woods at our back we greet the sun.
Dengan hutan belantara di belakang kita, kita menyapa matahari
It shines in our eyes, an azure life dwelling in breathlessness.
Itu bersinar di mata kita, kehidupan biru yang tinggal dalam sesak napas
We walk the long, drawn-out line
Kita berjalan di jalur yang panjang dan berlarut-larut
that cuts across the vast land,
yang melintasi tanah yang luas,
because the world carved us on that line.
Karena dunia mengukir kita di garis itu
Camminare sulla linea
On the line, where do our footprints step to?
Di dalam garis itu, kemanakah jejak langkah kaki kita melangkah?
What sky spreads at the end of it?
Langit seperti apa yang terhampar di ujungnya itu?
Even if the world that unfolds is not what we are given
Bahkan jika dunia yang terhampar adalah bukan apa yang kita berikan
to the unknown we runK
Kita berlari menuju tempat yang tak diketahui
carving sunrise, burning bright, across the world.
Mengukir matahari terbit, terbakar dalam terang, melewati seluruh dunia
걸어가 첫날의 태양 아래
(Georeoga cheonnarui thaeyang arae)
Aku berjalan di bawah teriknya sinar matahari hari pertamaku
한 걸음씩 고통은 환희로 변해
(Han georeumssik gothongeun hwanhwero byeonhae)
Selangkah demi selangkah, rasa sakit berubah menjadi kebahagiaan
걸어가 첫날의 태양 아래
(Georeoga cheonnarui thaeyang arae)
Aku berjalan di bawah teriknya sinar matahari hari pertamaku
한 걸음씩 고통은 환희로 변해
(Han georeumssik gothongeun hwanhwero byeonhae)
Selangkah demi selangkah, rasa sakit berubah menjadi kebahagiaan